Surti, pelaut dari Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, melaporkan seorang oknum anggota TNI-AL berinisial Si ke Markas Polisi Militer TNI-AL Tanjung Balai Karimun, Minggu (13/6/2010). Oknum tersebut diduga melakukan penganiayaan saat Surti berlayar mengangkut tiga ton kayu dari Serapung, Riau, Minggu (13/6/2010) dini hari.
“Saya melaporkan Si karena telah menganiaya saat kami berlayar mengangkut kayu menuju Tanjung Balai Karimun,” kata Surti, ketika ditemui di Tanjung Balai Karimun.
Si, kata dia, diyakini sebagai Komandan Pos TNI-AL Tanjungsamak, Rangsang, Meranti, Riau. Ketika itu Si memimpin kapal patroli dan mencegat kapal Surti di perairan antara Pulau Tupang dan Pulau Lebuh, Rangsang, Minggu (13/6/2010) sekitar pukul 01.00 WIB.
“Saat itu ada dua kapal Pos TNI-AL Tanjungsamak, satu kapal motor dan satunya speedboat. Kedua kapal merapat ke kapal saya,” katanya.
Setelah kedua kapal itu merapat, Si yang menumpang di atas kapal motor langsung naik ke kapal yang dinakhodainya ,dan tanpa basa-basi langsung memukuli Surti.
“Si melayangkan pukulan bertubi-tubi melayang ke wajah dan beberapa bagian tubuh. Akibatnya, mata saya lebam,” jelasnya.
Pelaut asal Sei Raya, Kecamatan Meral, itu juga mengaku ditelanjangi, dan kemaluannya dibakar menggunakan korek api gas sehingga menimbulkan rasa perih dan mengalami luka bakar.
“Hampir dua jam saya dianiaya. Si baru berhenti memukul dan turun dari kapal setelah sebuah kapal patroli yang sandar mengalami lepas tali sehingga hanyut dibawa arus,” kata dia.
Selain dipukuli, dia juga mengaku diancam agar tidak melaporkan pemukulan itu pada atasan atau Polisi Militer. “Saat melapor ke Polisi Militer TNI-AL, dia masih menghubungi kami dan mengeluarkan ancaman serupa. Telepon genggam itu kemudian saya serahkan ke petugas yang menerima laporan,” katanya.
Ia juga telah meminta visum ke Puskesmas Tanjung Balai Karimun untuk kepentingan pemeriksaan. “Kami berharap Si ditindak tegas. Seharusnya dia menjadi pengayom, bukan bertindak preman seperti itu,” ucapnya.
Sementara itu, Si ketika dihubungi, Minggu (13/6/2010) sore, mengaku tidak pernah menganiaya Si. “Tidak benar. Salah sekali,” kata Si yang saat dihubungi mengaku sedang di Dumai, Riau.
tribunnews.com
Minggu, 13 Juni 2010
Oknum Tentara Telanjangi seorang Pelaut kemudian membakar kemaluannya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Apa motifnya bisa seperti itu, apakah karena dendam atau ada hal lain, semuanya kan bisa dibicarakan , tidak harus dengan kekerasan.
dasar oknum gila emanknya segalanya gak bisa dibicarain dulu pa?
Posting Komentar