Sabtu, 05 Februari 2011

Mesir Bergolak akibat pengunjuk rasa membabi buta mengakibatkan Bayi Terpisah dari Bapak ibunya

Mahasiswi Universitas Liga Arab Mesir ini mengaku ikut evakuasi tahap pertama bersama 411 WNI (Warga Negara Indoensia) lainnya. Dalam pesawat yang mengangkutnya, sebagaian besar adalah kaum perempuan dan juga balita. Maklum saja, perempuan dan anak-anak adalah prioritas evakuasi tahap itu.
http://static.inilah.com/data/berita/foto/1207582.jpgPraktis, di dalam pesawat tersebut para ibu sibuk mengurusi anak-anaknya yang dibawa. "Kebanyakan para balita pada rewel. Apalagi, suami tidak ikut," katanya mengenang.

Khafsoh berharap, suaminya juga segera menyusul ke tanah air. Sehingga ia bisa kembali berkumpul dengan keluarga. Hanya saja, harapan itu agaknya sulit terwujud. Pasalnya, Muhyidin di negeri seribu menara tersebut bekerja di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indoneisa) sebagai staf Dikbud (Pendidikan dan Kebudayaan). Muhyidin juga bertugas, untuk melakukan pendataan WNI yang ikut proses evakuasi.
http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/02/03/1904227620X310.jpgMahasiswi S-2 jurusan Filologi ini mengungkapkan, anak semata wayangnya itu lahir di Mesir pada 7 November 2010 lalu. Saat Billy dalam masa pertumbuhan tiba-tiba negeri piramida bergolak. Ia kemudian ditawari oleh KBRI untuk evakuasi. Nah, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Khafsoh bersama anaknya mengiyakan tawaran itu meski suaminya masih berada di Mesir.

Pun demikian, ia yakin suaminya dalam kondisi aman. Yang ia takutkan hanya masalah logostik. Pasalnya, sejak pergolakan semakin panas, banyak toko-toko yang tutup. "Yang pasti saya juga berharap suami saya segera menyusul ke Indonesia. Sehingga kami bisa kembali berkumpul kembali," katanya perempuan berjilbab yang tinggal di Kairo sejak tahun 2008 ini

1 komentar:

Dhana/戴安娜 mengatakan...

salam sahabat
sangat disayagkan ya keadaan yang bergejolak menimbulkan efek yang membahayakan

Posting Komentar